Ketika hari lebaran tiba, pasti kita sering bertanya-tanya, “Kenapa setiap orang menyampaikan hal yang sama dalam hal ucapan lebaran?” Apakah Anda salah satu di antara orang-orang tersebut? Jika ya, jangan khawatir, di sini akan dijelaskan lima ucapan lebaran anti-mainstream yang barangkali bisa menjadi alternatif Anda.
Ilustrasi |
1. Selamat lebaran, kawan. Kapan kita main ke kuburan lagi?
Apa yang ada dibenak Anda ketika melihat atau mendengar orang-orang yang ada di samping Anda mengatakan hal seperti ini? Pasti terkejut! Seolah-olah mereka adalah siluman yang menjelma menjadi manusia.
2. Selamat lebaran, ya. Semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah Swt.
Jika Anda ingin melihat transformasi raut wajah teman atau sahabat Anda yang awalnya terlihat bahagia, namun seketika berubah menjadi was-was, maka ucapan lebaran ini layak untuk dicoba. Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan ucapan ini, hanya saja perspektif kebanyakan orang menganggap bahwa ini adalah ucapan perpisahan untuk selamanya.
3. Selamat lebaran, aku benar-benar rindu dengan pertengkaran itu.
Terutama, ketika Anda adalah seorang suami, apa yang ada dibenak Anda ketika istri Anda mengucapkan hal seperti ini? Ya, seolah-olah pertengkaran adalah kisah yang paling romantis baginya, ucapan yang berpotensi untuk menjadi nyata.
4. Selamat lebaran, masa lalu. Sungguh rasa ini padamu masih begitu dalam.
Apakah Anda berani mengucapkan hal ini kepada mantan kekasih? Terlebih lagi ketika di sana juga ada kekasihnya yang baru? Hebat! Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba, jika perasaan Anda memang seperti itu adanya, bukankah jujur itu lebih baik?
5. Selamat lebaran, Bapak/Ibu. Bolehkah minta THR-nya?
Apakah Anda berani mengucapkan hal ini kepada Dosen Anda? Mungkin momennya cukup tepat, di saat semua orang sedang berbahagia dengan kehadiran hari lebaran. Ya, kan?
Nah, itulah lima ucapan lebaran anti-mainstream. Anda boleh saja menggunakan salah satu atau semua ucapan tersebut. Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa Anda juga harus bisa memahami situasi, lihat dulu apakah seseorang yang menjadi target Anda sedang berbahagia atau sedih. Jika sedang sedih, tidak dianjurkan untuk mengucapkan hal-hal tersebut, karena target Anda masih terkontamisasi dengan perasaan sensitif.